Segmentasi Industri Perhotelan di Kota Surakarta dalam Sudut Pandang Geografis
Zonal statistics hotel di Surakarta terhadap sebaran lokasi tempat wisata, pusat perbelanjaan, perguruan tinggi dan perkantoran, serta jenis hotel non-bintang dan berbintang
by Datains Team
Segmentasi Hotel di Surakarta
Perkembangan perekonomian yang secara khusus berada pada sektor jasa di Indonesia tentunya berkembang di setiap tahunnya. Perkembangan sektor jasa akan berjalan seiring bertumbuhnya pariwisata. Salah satu komponen yang mendukung adanya perkembangan pariwisata adalah ketersediaan hotel. Hotel menjadi kebutuhan masyarakat saat berpergian jauh. Saat ini hotel juga dijadikan salah satu pilihan dalam berlibur dalam waktu yang singkat walaupun jarak rumah pengunjung dari hotel tidak terlalu jauh.
Kota Surakarta merupakan kota yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi jika dibandingkan kota/kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Hal tersebut menandakan bahwa Kota Surakarta menjadi salah pusat bisnis dan wisata, dimana fasilitas penginapan berupa hotel sangat diperlukan. Kota Surakarta juga didukung berada di lokasi yang sangat strategis yaitu berada pada pertemuan jalur yang menghubungkan Kota Semarang dan Yogyakarta. Hal ini juga merupakan salah satu daya tarik yang dimiliki oleh Kota Surakarta di mata para wisatawan.
Hotel menjadi salah satu komponen penting didalam perekonomian Kota Surakarta sehingga perlu dilakukannya pembahasan mengenai segmentasi pasar. Segmentasi pasar merupakan sebuah strategi yang melibatkan pembagian pasar dalam cakupan yang besar menjadi segmen konsumen yang disesuaikan dengan kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang dalam hal ini memerlukan sebuah kebijakan pemasaran tersendiri (Liu et al, 2019). Pada dasarnya segmentasi pasar ini dapat membantu sebuah organisasi tertentu dalam mengetahui preferensi dan kebutuhan konsumen dan tentunya akan disesuaikan dengan kebijakan yang ada. Segmentasi pasar ini juga bertujuan untuk meningkatkan adanya kepuasan dari konsumen dan meningkatkan pendapatan yang ada didalam sebuah organisasi.
Zonal Statistics Kota Surakarta
Berbagai fenomena geografi yang ada tentunya dapat dilakukan pendekatan geografi yang terdiri dari pendekatan keruangan, pendekatan ekologis dan pendekatan kompleks wilayah (Suharsono dan Budi, 2006). Pendekatan yang ada di dalam ilmu geografi memiliki ciri khas masing-masing. Pendekatan keruangan menitik beratkan pada adanya persamaan dan perbedaaan berbagai fenomena geosfer dalam ruang. Pendekatan ekologi merupakan pendekatan yang menitik beratkan pada fenomena geosfer yakni seperti adanya interaksi makhluk hidup. Pendekatan kompleks wilayah merupakan pendekatan yang mengkombinasikan antara pendekatan keruangan dan ekologi.
Aplikasi sistem informasi geografi dapat digunakan untuk memahami sebuah fenomena geospasial yaitu salah satunya berupa alokasi segmen pasar. Hal ini tentunya dilakukan dengan beberapa metode. Salah satu metode yang digunakan yaitu zonal statistics. Zonal statistics merupakan analisis geospasial yang digunakan untuk memperhitungkan kepadatan suatu fenomena (ESRI, n.d). Zonal statistics ini dapat menggambarkan tinggi, sedang dan rendahnya berbagai fenomena geospasial yang ada di Kota Surakarta. Salah satunya yaitu zonal statistics destinasi tempat wisata di Kota Surakarta yang dapat dilihat pada gambar 2.1.
Zonal Statistic Tempat Wisata di Surakarta
Zonal statistics ini menggunakan batas administrasi sebagai batasan dalam pengelompokan yang dilakukan. Pada zonal statistics destinasi tempat wisata di Kota Surakarta ini memusat di tengah dan semakin menjauhi pusat akan semakin rendah. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat diidentifikasi bahwa kelurahan yang memiliki kelompok tinggi berada di Kelurahan Kampung Baru, Keprabon, Timurah, dan Sudiroprajan.
Kelurahan yang termasuk didalam kelompok tinggi ini disebabkan karena daerah tersebut merupakan daerah keraton Surakarta Hadiningrat. Keraton Surakarta Hadiningrat ini memiliki berbagai tempat wisata sejarah lainnya di sekitarnya yaitu berupa alun-alun Kota Surakarta, Benteng Vastenburg, Bunker Belanda dan bahkan Balai Kota Surakarta berada di daerah ini. Kelurahan yang menjauhi pusat kota pada umumnya berada di kelompok rendah yaitu contohnya Banjarsari, Mojosongo, Kadipiro, Mojo, Jajar dan lain-lainnya.
Zonal Statistic Pusat Perbelanjaan di Surakarta
Pada zonal statistic destinasi lainnya yaitu pada pusat perbelanjaan di Kota Surakarta yang dapat dilihat pada gambar 2.2. Pada umumnya pusat perbelanjaan akan memperhitungkan adanya aspek ekonomi, perencanaan kota, kondisi geografi dan adanya perilaku konsumen yang ada. Pada dasarnya kota terdiri dari dua komponen yaitu kota besar atau pusat kota dan pinggiran kota. Kota besar ini memiliki fungsi sebagai pusat dari segala kegiatan, baik itu terkait dengan kegiatan ekonomi,politik, sosial ataupun budaya. Kota Surakarta memiliki beberapa kelurahan yang menjadi pusat perbelanjaan yaitu di Kelurahan Kauman, Kedung Lumbu, dan Kemlayan.
Kelurahan Kauman berada di pusat kota yang menyediakan berbagai kebutuhan masyarakat mulai dari banyaknya toko batik, kedai makanan dan bahkan hingga kebutuhan pokok. Kelurahan Kedung Lumbu ini berada bersebelahan dengan Kelurahan Kauman. Kelurahan ini memiliki Pusat Grosir Solo (PGS) yang menjual berbagai kebutuhan masyarakat dalam skala yang besar. Kelurahan Kemlayan merupakan salah satu Kelurahan yang berada di dekat kelurahan Kauman dan Kedung Lumbu yang memiliki berbagai macam toko elektronik hingga toko untuk kebutuhan pokok.
Kelurahan yang memiliki kelompok nilai rendah yaitu Kelurahan Mojosongo, Kelurahan Jebres, Kelurahan Pajang, Kelurahan Karangasem dan lain-lainnya. Kelurahan yang masuk ke dalam kelompok rendah cenderung lebih banyak jika dibandingkan dengan kelurahan dengan kelompok tinggi. Kelurahan dengan kelompok nilai yang tinggi cenderung mengelompok berada di tengah kota. Hal ini menandakan bahwa banyaknya pusat perbelanjaan dalam skala besar berada di tengah kota.
Zonal Statistic Perguruan Tinggi di Surakarta
Sebuah kota tentunya membutuhkan adanya perguruan tinggi. Hal ini akan menciptakan sumber daya manusia yang yang lebih berkualitas. Adanya perguruan tinggi di setiap daerah akan membantu masyarakat memperoleh pendidikan yang lebih tinggi dengan keterjangkauan lebih mudah. Salah satu kota yang memiliki jumlah perguruan tinggi yang cukup banyak yaitu Kota Surakarta. Pada tahun 2021/2022 jumah perguruan tinggi di Kota Surakarta mencapai 38 perguruan tinggi (BPS, 2022). Pada dasarnya lokasi perguruan tinggi di Kota Surakarta perlu dilakukan analisis secara lebih mendalam mengenai persebarannya.
Telah dilakukan zonal statistics perguruan tinggi di Kota Surakarta yang menggambarkan bahwa perguruan tinggi yang ada tidak terpusat di satu bagian saja yang dapat dilihat pada gambar 2.3. Hal ini menunjukan bahwa perguruan tinggi cukup menyebar namun memiliki banyak kelompok rendah di bagian selatan Kota Surakarta. Kelurahan yang masuk dalam kelompok tinggi yaitu kelurahan Sondakan dan Joglo. Pada kelurahan Sondakan terdapat perguruan tinggi berupa Universitas Islam Batik Surakarta (UNIBA) dan kelurahan ini berada di dalam lingkungan Universitas Aisyiyah Surakarta Kampus II. Pada kelurahan yang termasuk kedalam kelompok rendah yaitu Kelurahan Kadipiro,Sumber, Jajar, Karangasem Pajang,Majo dan lain-lainnya.
Zonal Statistic Perkantoran di Surakarta
Zona perkotaan merupakan sebuah zona yang digunakan atau diperuntukan sebagai tempat kegiatan perkantoran dan jasa serta fasilitasnya. Zona perkantoran akan berkembang mengikuti adanya pertumbuhan penduduk di daerah tersebut. Kota Surakarta merupakan salah satu kota yang memiliki jumlah perkantoran yang cukup banyak. Hal ini dapat dilihat melalui adanya zonal statistic perkantoran di Kota Surakarta. Pada peta tersebut dapat dilihat bahwa kelompok kelurahan yang memiliki nilai tinggi berada di tengah kota. Kelompok kelurahan yang memiliki nilai tinggi cenderung berdekatan dan memusat yang dapat dilihat pada gambar 2.4.
Kelurahan yang memiliki kelompok tinggi yaitu Kelurahan Kedung Lumbu, Kampung Baru, Sudiroprajan, Kauman dan Sangkrah serta kelurahan lain yang ada di sekitarnya. Kelurahan tersebut memiliki kelompok tinggi karena merupakan pusat Kota Surakarta. Kelurahan Kampung Baru merupakan keluaran yang yang didalamnya merupakan pusat perkantoran yang terdiri dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Dinas Perdagangan, Balai Kota Surakarta dan lain-lainnya. Kelompok wilayah kelurahan yang masuk didalam kelompok rendah pada umumnya berada di pinggir kota. Contoh dari kelurahan yang masuk kedalam kelompok rendah yaitu Kelurahan Kadipiro, Banjarsari, Banyuanyar, Sumber dan kelurahan lainnya di sekitar kelurahan tersebut.
Pengelompokan Jenis Hotel
Adanya berbagai perkembangan destinasi tempat wisata, pusat perkantoran dan pusat perbelanjaan akan didukung oleh adanya hotel di Kota Surakarta. Pengertian hotel itu sendiri yaitu merupakan sebuah industri atau usaha jasa yang tentunya dikelola secara komersil (Hermawan dkk, 2018). Perhotelan di Kota Surakarta terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu hotel non bintang dan hotel berbintang. Pembagian kelompok hotel tersebut dibagi atas adanya persyaratan fasilitas yang tersedia pada masing-masing jenis hotel tersebut. Pada hotel berbintang tentunya akan diklasifikasikan pula berdasarkan adanya fasilitas yang harus tersedia di masing-masing jenis hotel.
Zonal Statistic Hotel non-Bintang di Surakarta
Persebaran banyaknya jumlah hotel di setiap kelurahan di Kota Surakarta dapat dilihat melalui adanya zonal statistic hotel non bintang di Kota Surakarta. Zonal statistic hotel non bintang di Kota Surakarta dapat dilakukan dilihat pada gambar 2.5. Terdapat perbedaan warna yang cukup mencolok diantara kelompok kelurahan tinggi hingga kelompok rendah. Pada zonal statistic hotel non bintang cenderung kelurahan yang masuk kedalam kelompok tinggi berada di tengah kota dan semakin menjauhi kota pada umumnya kelurahan di Kota Surakarta akan semakin rendah.
Kelurahan yang masuk dalam kelompok tinggi yaitu Kelurahan Kauman, Jeyengan, Kemlayan, Punggawan dan beberapa kelurahan lainnya yang ada di sekitar kelurahan tersebut. Contoh hotel non bintang yang berada di kelurahan kauman yaitu Hotel Kemuning, Cisanpura, Sadli dan Cakra. Contoh hotel non bintang yang berada di Jeyengan yaitu Hotel Annisa Jeyengan, Permata, Reddoorz Plus near Keraton Solo, dan Dalem Jeyengan. Adanya jumlah yang cukup tinggi mengenai hotel non bintang di pusat kota ini disebabkan oleh berbagai kegiatan ekonomi, budaya, dan wisata di area tersebut.
Menurut AHMA (American Hotel & Motel Association), pengertian hotel merupakan sebuah tempat dimana disediakan penginapan, makanan dan minuman serta adanya pelayanan lainnya yang digunakan untuk disewakan bagi para tamu atau orang-orang yang tinggal dalam waktu yang cenderung singkat. Tingginya pembangunan hotel di Kota Surakarta diharapkan akan mendatangkan wisatawan yang berkunjung ke Kota Surakarta. Pembangunan hotel tentunya mempertimbangkan adanya akses yang mudah. Hal ini menjadi salah satu alasan hotel di Surakarta berada di pusat kota.
Zonal Statistic Hotel Bintang 1 di Surakarta
Kota Surakarta memiliki berbagai tingkatan atau bintang dari berbagai hotel yang ada. Berbagai tingkatan atau bintang dari hotel tersebut memiliki persyaratan yang ditentukan. Klasifikasi hotel berbintang satu menurut Keputusan Direktoral Jenderal Pariwisata tahun 1988 yaitu memiliki jumlah kamar standar minimal 15 kamar, kamar mandi dalam dan luas kamar standar minimal 20 m. Kota Surakarta memiliki beberapa hotel bintang satu yang cukup penyebar di berbagai kelurahan.
Pada zonal statistic hotel bintang satu di Kota Surakarta tidak seluruhnya berada di pusat kota namun cenderung menyebar di beberapa lokasi kelurahan. Penyebaran kelompok kelurahan ini dapat dilihat pada gambar 2.6. Kelurahan yang termasuk dalam kelompok tinggi yaitu kelurahan Purwosari, Sondakan, Bumi, Keprabon dan Kauman. Contoh hotel bintang satu yang berada di Kelurahan Purwosari yaitu riyadi palace hotel surakarta redpartner dan reddoorz syariah near purwosari train station. Kelompok kelurahan yang masuk dalam kelompok rendah berada di bagian timur atau di kelurahan yang berbatasan langsung dengan Kota/Kabupaten lainnya.
Zonal Statistic Hotel Bintang 2 di Surakarta
Hotel bintang dua tentunya memiliki persyaratan didalamnya yang melebihi fasilitas dari hotel bintang satu. Menurut Keputusan Direktoral Jenderal Pariwisata tahun 1988 syarat yang harus dimiliki oleh hotel bintang dua yaitu memiliki jumlah minimum 30 kamar standar termasuk 1 suite, luas minimim kamar 22 m untuk standar dan 44 m untuk suite, dilengkapi dengan kamar mandi dalam, fasilitas resort, kolam renang dan adanya sarana olahraga. Telah dilakukan pengolahan melalui mengenai persebaran hotel bintang dua di Kota Surakarta yang dapat dilihat pada gambar 2.6.
Pada zonal statistic Hotel Bintang 2 di Kota Surakarta kelurahan yang masuk kedalam kelompok tinggi berada di pertengahan Kota Solo. Contoh kelurahan yang masuk kedalam kelompok tinggi yaitu Kestalan, Keprabon, Ketelan, Kampung Baru dan beberapa kelurahan yang berada di sekitarnya. Hotel bintang dua di wilayah ini menjadi pendukung adanya berbagai kebutuhan wisatawan yang datang ke Kota Surakarta. Pada umumnya hotel bintang dua memiliki harga yang cukup affordable dan sudah cukup baik jika dilihat dari fasilitas yang dimiliki. Contoh hotel bintang dua yang berada di Kelurahan Keprabon yaitu Hotel Wiganti, sedangkan contoh hotel bintang dua yang berada di Kelurahan Kestalan adalah Twin Star hotel, Hotel Indah Jaya, dan Hotel Surya Solo. Kelompok kelurahan yang masuk pada tingkatan rendah pada umumnya berada di bagian utara dan selatan. Contoh kelurahan yang masuk dalam kelompok rendah yaitu kelurahan Banjarsari, Mojosongo, Kadipiro, Banyuanyar, Mojo dan kelurahan lain yang berada di sekitarnya.
Zonal Statistic Hotel Bintang 3 di Surakarta
Pada hotel bintang tiga di Kota Surakarta tentunya memiliki syarat yang dijadikan acuan yang sesuai dengan Keputusan Direktorat Jenderal Pariwisata tahun 1988 yaitu jumlah kamar minimal 30 kamar (luas minimal single 22 m dan double 26 m) termasuk minimal 2 suite room (luas minimal 48 m); ruang publik luas 3 m dilakukan dengan jumlah kamar tidur (minimal terdiri dari lobby, ruang makan (>75 m) dan bar); dan adanya pelayanan akomondasi yang berupa penitipan barang berharga, penukaran uang asing, postal service dan antar jemput. Pada hotel bintang tiga pula telah dilakukan zonal statistic, hasilnya menunjukan bawah kelompok kelurahan yang memiliki tingkatan tinggi berpusat di satu lokasi dan tidak menyebar. Zonal statistic hotel bintang tiga dapat dilihat pada gambar 2.8.
Kelurahan yang masuk kedalam kelompok tinggi akan dikelilingi oleh kelurahan yang memiliki tingkatan hampir sama. Kelurahan yang masuk dalam kelompok tinggi yaitu Kelurahan Timuran, Sriwedari, Kemlayan, Ketelan dan beberapa kelurahan yang ada di sekitarnya. Contoh hotel bintang tiga yang berada di Kelurahan Timuran yaitu Ibis Styles Solo, Hotel Grand Orchid solo, dan Hotel Solia Yosodipuro Solo. Contoh hotel bintang tiga yang ada di Kelurahan Kelurahan Sriwedari yaitu Front One, Hotel Dana Solo, Red Planet, dan Laksana Stay & Dine. Keberadaan hotel bintang tiga ini berada di dekat pusat yang karena hotel berdekatan dengan Kraton Surakarta, pusat perekonomian, pusat wisata dan lain-lainnya. Kemudahan ini memberikan penawaran yang cukup baik bagi wisatawan yang ingin berkunjung di Kota Surakarta.
Zonal Statistic Hotel Bintang 4di Surakarta
Kota Surakarta juga memiliki beberapa hotel bintang 4 di beberapa wilayah kelurahan. Hal ini dapat digambarkan dengan adanya zonal statistic hotel bintang empat yang sesuai dengan gambar 2.9. Syarat dari hotel dapat dinyatakan sebagai hotel bintang empat menurut Keputusan Direktoral Jenderal Pariwisata tahun 1988 yaitu memiliki jumlah minimal 50 kamar (luas minimal single 24 m dan double 28 m) termasuk minimal 3 suite room (luas minimal 48 m); memiliki ruang publik 3 m dilakukan dengan jumlah kamar tidur (minimal terdiri dari kamar mandi ruang makan (>100 m) dan bar (>45 m); pelayanan akomondasi yang berupa penitipan barang berharga, penukaran yang asing; postal service dan antar jemput; fasilitas penunjang berupa ruang linen (>0,5m x jumlah kamar), ruang laundry (>40m ), dry cleaning (>20m ), dapur (>60% dari seluruh luas lantai ruang makan); dan fasilitas tambahan lainnya berupa pertokoan, maskapai perjalanan, salon, function room, banquet hall, fasilitas olahraga dan sauna.
Hotel bintang empat ini lokasinya cenderung memusat namun tidak tepat di pusat kota. Kelurahan yang masuk kedalam kelompok tinggi berada di bagian barat Kota Surakarta. Beberapa kelurahan yang masuk kedalam kelompok tinggi yaitu Kelurahan Purwosari, Timuran, Sriwedari, Mangkubumen dan beberapa kelurahan di sekitarnya. Contoh adanya hotel bintang empat yang ada di Kelurahan Purwosari yaitu hotel Grand H.A.P, Harris Hotel & Convention Solo, Aston Solo dan Sala View Hotel. Kelurahan Purwosari ini merupakan kelurahan yang memiliki fasilitas Stasiun Purwosari. Hal ini tentunya merupakan salah satu kemudahan dari akses yang dimiliki oleh wisatawan jika menginap di daerah tersebut.
Zonal Statistic Hotel Bintang 5 di Surakarta
Hotel bintang lima merupakan hotel yang paling mewah dan memiliki berbagai layanan multi bahasa di dalam pelayanannya. Hotel bintang lima merupakan salah satu kebutuhan di kota-kota besar yang mendukung adanya berbagai pertemuan penting. Berbagai kriteria hotel menjadi bintang lima dinilai cukup banyak, Menurut Keputusan Direktoral Jenderal Pariwisata tahun 1988 jumlah minimal 100 kamar (luas minimal single 26 m dan double 52 m) termasuk minimal 4 suite room (luas minimal 58 m); memiliki ruang publik 3 m dilakukan dengan jumlah kamar tidur (minimal terdiri dari kamar mandi ruang makan (>135 m) dan bar (>75 m); pelayanan akomodasi yang berupa penitipan barang berharga, penukaran yang asing; postal service dan antar jemput; fasilitas penunjang berupa ruang linen (>0,5m x jumlah kamar), ruang laundry (>40m ), dry cleaning (>30m ), dapur (>60% dari seluruh luas lantai ruang makan); fasilitas tambahan lainnya berupa pertokoan, maskapai perjalanan, salon, function room, banquet hall, fasilitas olahraga dan sauna; dan adanya klasifikasi hotel dengan melindungi konsumen dalam memperoleh fasilitas yang sesuai dengan keinginan dan hotel memberikan bimbingan pada pengusaha hotel serta tercapainya mutu pelayanan yang baik.
Pada zonal statistic hotel bintang lima di Kota Surakarta dapat dilakukan pengamatan pada gambar 2.10, dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa hotel bintang lima yang termasuk didalam kelompok tinggi akan memusat di bagian tengah. Kelurahan yang termasuk didalam kelompok tingkatan tinggi yaitu Kelurahan Keprabon, Timuran, Kauman, Kampung Baru, Kemlayan dan beberapa kelurahan yang berada di sekitar kelurahan tersebut. Pada bagian utara dan selatan kelurahan di Kota Surakarta pada umumnya memiliki kelurahan yang masuk ke dalam tingkatan yang rendah. Hotel bintang lima pada umumnya memang berada di pusat kota karena memudahkan para pengunjung untuk melakukan berbagai aktivitas yang diperlukan. Contoh hotel bintang lima yang berada di Kelurahan Kampung Baru adalah Hotel The Royal Surakarta Heritage.
Penulis: Attar Ahmad Miftah, Ratu Aqilah Arsy, Yunita Salsabila
Editor: Hasea Alfian & Novan Hartadi
DAFTAR PUSTAKA
AHMA (American Hotel & Motel Association), 2011, The Cornell School of Hotel Administration on Hospitality, USA : Cornell University
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2022, Jumlah Perguruan Tinggi, Mahasiswa dan Tenaga pendidik (Negeri dan Swasta) di Bawah Kementrian Riset, teknologi, dan Pendidikan Tinggi/Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, 2020/2021 dan 2021/2022, Jawa Tengah : Badan Pusat Statistik
ESRI. (n.d). “How Zonal Statistics Works”. [Online] Diakses pada 22 November 2022 dari https://desktop.arcgis.com/en/arcmap/10.3/tools/spatial-analyst-toolbox/h-how-zonal-statistics-works.htm
Liu,Jiapeng., Liao,Xiuwu., Huang,Wei., Liao, Xianzhao., Market segmentation : A multiple criteria approach combining preference analysis and segmentation decision. Elsevier. 83, 1–13.
Suharsono, Budi.,2006,Penajaman dan Kejelasan Objek Kajian Dalam Disiplin Ilmu Geografi, Majalag Geografi Indonesia, 0(2). 187–201.
Hermawan, H.,Brahmanto, E dan Faizal H,2018, Pengantar Manajemen Hospitality, Pekalongan : Penerbit NEM