Rata-rata Gaji Bulanan di Indonesia: Pengaruh Umur, Lokasi, Pendidikan, dan Sektor Pekerjaan di Tahun 2023

Datains
8 min readJul 30, 2024

--

Ilustrasi gaji karyawan di Indonesia

Rata-rata upah atau gaji bersih per bulan bagi buruh, karyawan, dan pegawai di Indonesia merupakan indikator penting dalam memahami dinamika ekonomi dan kesejahteraan tenaga kerja di tanah air. Upah atau gaji tidak hanya sekadar angka dalam laporan keuangan, melainkan juga mencerminkan kualitas hidup dan tingkat kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai rata-rata upah atau gaji bersih per bulan di Indonesia dengan mempertimbangkan berbagai variabel kunci seperti kelompok umur, provinsi, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan utama. Analisis ini menggunakan data dari bulan Agustus 2023 yang diambil dari website BPS (Badan Pusat Statistik) untuk menyajikan informasi yang relevan dan terkini.

Informasi ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi berbagai pihak, termasuk pemerintah, pengusaha, dan pekerja, dalam pengambilan keputusan terkait ketenagakerjaan dan kebijakan upa0h. Dengan memahami lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi upah atau gaji, kita dapat meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja di Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Analisis Rata-rata Upah Pekerja Berdasarkan Kelompok Umur

Rata-rata Upah Pekerja Berdasarkan Kelompok Umur

Rata-rata upah pekerja di Indonesia pada bulan Agustus 2023 menunjukkan tren peningkatan seiring bertambahnya usia pekerja, dengan beberapa pengecualian pada kelompok umur yang lebih tua. Berikut adalah rincian rata-rata gaji bersih per bulan berdasarkan kelompok umur:

  • Kelompok umur 15–19 tahun: Rata-rata gaji adalah Rp1.948.029. Pada usia ini, banyak pekerja masih berada pada tahap awal karir atau bekerja sambil melanjutkan pendidikan, sehingga upah mereka cenderung lebih rendah.
  • Kelompok umur 20–24 tahun: Rata-rata gaji naik menjadi Rp2.631.946. Pada usia ini, banyak pekerja telah menyelesaikan pendidikan formal dan mulai memasuki dunia kerja penuh waktu, sehingga gaji mereka mulai meningkat.
  • Kelompok umur 25–29 tahun: Rata-rata gaji mencapai Rp3.183.536. Pekerja pada kelompok umur ini biasanya memiliki beberapa tahun pengalaman kerja, yang membuat mereka lebih berharga bagi perusahaan.
  • Kelompok umur 30–34 tahun: Rata-rata gaji naik lagi menjadi Rp3.622.853. Pekerja pada usia ini sering kali telah mencapai posisi yang lebih stabil dan memiliki tanggung jawab yang lebih besar di tempat kerja.
  • Kelompok umur 35–39 tahun: Rata-rata gaji mencapai Rp3.838.803. Peningkatan ini mencerminkan tambahan pengalaman dan pengembangan keterampilan yang lebih lanjut.
  • Kelompok umur 40–44 tahun: Rata-rata gaji adalah Rp3.952.127. Pada usia ini, pekerja biasanya memegang posisi senior atau manajerial dengan tanggung jawab yang lebih besar.
  • Kelompok umur 45–49 tahun: Rata-rata gaji naik signifikan menjadi Rp4.353.180. Pekerja pada kelompok umur ini cenderung berada pada puncak karir mereka, dengan banyak tanggung jawab dan pengalaman.
  • Kelompok umur 50–54 tahun: Rata-rata gaji tertinggi, yaitu sebesar Rp4.696.433. Pekerja dalam kelompok umur ini umumnya memiliki pengalaman dan keterampilan yang paling tinggi, yang tercermin dalam upah yang mereka terima.
  • Kelompok umur 55–59 tahun: Rata-rata gaji sedikit menurun menjadi Rp4.344.743. Penurunan ini mungkin disebabkan oleh beberapa pekerja yang mulai memasuki fase pensiun atau beralih ke pekerjaan dengan tanggung jawab yang lebih ringan.
  • Kelompok umur 60+ tahun: Rata-rata gaji adalah Rp3.907.246. Penurunan lebih lanjut pada kelompok umur ini bisa disebabkan oleh sebagian besar pekerja yang telah pensiun atau bekerja paruh waktu.

Tren peningkatan rata-rata gaji umumnya mencerminkan akumulasi pengalaman dan keterampilan yang lebih tinggi pada pekerja yang lebih tua. Namun, penurunan gaji pada kelompok umur di atas 55 tahun mungkin mencerminkan transisi menuju pensiun atau perubahan jenis pekerjaan yang diambil.

Penting untuk dicatat bahwa rata-rata ini mencakup semua jenis pekerjaan, dari pekerjaan kasar hingga pekerjaan profesional. Oleh karena itu, variasi gaji dapat terjadi berdasarkan jenis pekerjaan. Sebagai contoh, pekerja di sektor teknologi informasi mungkin memiliki rata-rata gaji yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja di sektor pertanian pada kelompok umur yang sama.

Dengan memahami bagaimana rata-rata gaji berubah berdasarkan kelompok umur, kita dapat lebih baik mengapresiasi nilai pengalaman kerja dan pentingnya pengembangan keterampilan di berbagai tahap karir. Hal ini juga dapat membantu pengusaha dalam merancang struktur gaji yang lebih adil dan pemerintah dalam merumuskan kebijakan ketenagakerjaan yang mendukung peningkatan kesejahteraan pekerja.

Analisis Rata-rata Upah Pekerja di Berbagai Provinsi di Indonesia

Heatmap Rata-rata Upah Pekerja di Berbagai Provinsi di Indonesia

Gambar heatmap di atas menunjukan variasi upah rata-rata pekerja di berbagai provinsi di Indonesia. Warna pada peta menunjukkan perbedaan tingkat upah, dimana warna biru yang lebih gelap menunjukkan upah yang lebih tinggi dan warna yang lebih terang menunjukkan upah yang lebih rendah. Dari peta tersebut juga kita dapat mengetahui beberapa analisis upah pekerja di berbagai provinsi :

  1. Provinsi dengan Upah Tertinggi

Terlihat jelas bahwa beberapa provinsi di Indonesia memiliki warna biru yang lebih gelap, seperti provinsi DKI Jakarta, Banten, Papua. Ketiga provinsi ini memiliki rata-rata upah pekerja yang paling tinggi di antara semua provinsi di Indonesia. Provinsi DKI Jakarta dengan rata-rata upah Rp5.694.949, yang dulunya sebagai ibu kota, menjadi pusat ekonomi utama yang memiliki banyak sektor pekerjaan yang menawarkan upah tinggi sehingga tidak heran menjadi provinsi dengan rata-rata upah tertinggi di Indonesia. Disusul dengan Provinsi Banten dengan rata-rata upah sekitar Rp4.804.814 menjadi provinsi kedua dengan rata-rata tertinggi, hal ini dikarenakan wilayah ini merupakan pusat manufaktur yang besar, dengan banyak pabrik dan perusahaan yang beroperasi di sektor-sektor seperti elektronik, otomotif, dan kimia. Kemudian Provinsi Papua juga menunjukkan rata-rata upah pekerja yang tinggi sekitar Rp4.709.960, hal ini dikarenakan terdapat industri pertambangan yang maju sehingga menawarkan upah tinggi bagi para pekerja yang terlibat.

2. Provinsi dengan Upah menengah

Provinsi Kepulauan Riau, Jawa Barat, dan Kalimantan Timur menunjukkan warna biru yang menengah, mencerminkan upah pekerja yang relatif cukup tinggi. Rata-rata upah di Kepulauan Riau adalah Rp 4.548.526, hal ini dikarenakan terdapat beberapa kawasan industri besar, dan kawasan perdagangan bebas seperti Batam dan Bintan yang menarik investasi asing. Jawa Barat memiliki rata-rata upah sebesar Rp 4.175.034, didukung oleh keberadaan banyak pabrik dan industri manufaktur yang ada di wilayah ini. Sementara itu, Kalimantan Timur dengan rata-rata upah Rp 3.954.200 juga menampilkan upah yang kompetitif, didorong oleh industri pertambangan dan minyak serta gas yang signifikan di wilayah ini.

3. Provinsi dengan Upah Lebih Rendah

Sebagian besar provinsi di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara menunjukkan warna yang lebih terang, menandakan rata-rata upah yang lebih rendah dibandingkan dengan provinsi-provinsi utama di Jawa dan Papua. Ini mencerminkan bahwa sektor ekonomi di daerah-daerah ini mungkin tidak sekuat atau seberagam seperti di wilayah-wilayah dengan upah yang lebih tinggi.

Variasi ini menggambarkan ketimpangan ekonomi antar wilayah di Indonesia dan menyoroti pentingnya upaya untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih merata di seluruh provinsi. Melalui kebijakan yang tepat dan investasi yang terarah, diharapkan setiap daerah dapat berkembang lebih seimbang sehingga kesejahteraan masyarakat di seluruh Indonesia dapat meningkat. Peta heatmap ini menjadi alat visual yang kuat untuk memahami distribusi upah dan mendorong perencanaan kebijakan yang lebih efektif.

Analisis Rata-rata Upah Pekerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Rata-rata Upah Pekerja di Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Data menunjukkan bahwa di Indonesia, rata-rata upah pekerja dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih besar dibandingkan dengan mereka yang memiliki pendidikan lebih rendah. Rata-rata upah tertinggi dimiliki oleh pekerja dengan pendidikan Universitas, yaitu sebesar 6.152.759. Ini diikuti oleh pekerja dengan pendidikan Diploma I/II/III/Akademi yang memiliki rata-rata upah sebesar 5.050.660. Selanjutnya, pekerja yang lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) baik Kejuruan maupun Umum memiliki rata-rata upah masing-masing sebesar 3.147.517 dan 3.146.243.

Pada tingkat pendidikan menengah, pekerja dengan latar belakang Sekolah Menengah Pertama (SMP) mendapatkan rata-rata upah sebesar 2.364.213. Sedangkan pekerja yang hanya memiliki pendidikan Sekolah Dasar (SD) memperoleh rata-rata upah sebesar 1.979.965. Pekerja yang tidak/belum tamat SD mendapatkan rata-rata upah sebesar 1.659.599, dan yang tidak/belum pernah sekolah memperoleh upah paling rendah, yaitu sebesar 1.497.909.

Perbedaan upah yang signifikan antara pekerja dengan tingkat pendidikan tinggi dan rendah ini menyoroti pentingnya pendidikan dalam mempengaruhi pendapatan pekerja. Pekerja dengan pendidikan yang lebih tinggi cenderung memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi. Ini karena mereka biasanya memiliki keterampilan dan pengetahuan yang lebih mendalam, yang sangat dihargai di banyak industri. Selain itu, perbedaan upah yang besar antara pekerja berpendidikan rendah dan tinggi menunjukkan bahwa investasi dalam pendidikan dapat menjadi strategi efektif untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi individu dan keluarga.

Pemerintah dan sektor swasta dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan akses pendidikan dan pelatihan keterampilan guna memastikan bahwa lebih banyak pekerja dapat memperoleh pendidikan yang lebih tinggi dan, pada akhirnya, pendapatan yang lebih besar. Meskipun rata-rata ini mencerminkan keseluruhan sektor dan jenis pekerjaan, variasi gaji dapat terjadi berdasarkan spesialisasi dan tanggung jawab pekerjaan. Namun, secara umum, tren ini konsisten di berbagai sektor ekonomi, memperkuat argumen bahwa pendidikan adalah faktor kunci dalam peningkatan pendapatan dan kesejahteraan ekonomi pekerja di Indonesia.

Tiga Jenis Pekerjaan dengan Rata-Rata Upah Tertinggi di Indonesia

Tiga Kategori Jenis Pekerjaan dengan Rata-Rata Upah Tertinggi

Berdasarkan Umur, sektor Jasa Keuangan dan Asuransi berada di puncak dengan rata-rata upah sebesar 5.956.076. Hal ini menunjukkan bahwa sektor ini sangat menguntungkan bagi pekerja yang telah berpengalaman dan memiliki keterampilan tinggi. Sektor Informasi dan Komunikasi menyusul dengan rata-rata upah sebesar 5.600.216, mencerminkan tingginya permintaan akan keterampilan digital di era teknologi saat ini. Sementara itu, sektor Pertambangan dan Penggalian berada di posisi ketiga dengan rata-rata upah sebesar 4.663.914.

Dari perspektif geografis, Berdasarkan Provinsi, sektor Pertambangan dan Penggalian juga menempati posisi teratas dengan rata-rata upah sebesar 4.718.894, diikuti oleh Jasa Keuangan dan Asuransi dengan 4.360.743, dan Pengadaan Listrik dan Gas dengan 4.216.446. Data ini mencerminkan bahwa lokasi geografis sangat mempengaruhi tingkat upah, terutama di sektor-sektor yang memerlukan sumber daya alam dan infrastruktur khusus.

Berdasarkan Tingkat Pendidikan, sektor Pertambangan dan Penggalian kembali menunjukkan dominasi dengan rata-rata upah sebesar 4.763.993. Ini menunjukkan bahwa pendidikan yang lebih tinggi dalam bidang ini berpotensi menghasilkan pendapatan yang lebih besar. Sektor Transportasi dan Pergudangan dan Pengadaan Listrik dan Gas juga menawarkan upah yang kompetitif, dengan masing-masing rata-rata sebesar 3.871.449 dan 3.851.196.

Secara keseluruhan, data ini menunjukkan bahwa sektor Pertambangan dan Penggalian konsisten menawarkan upah tertinggi dalam berbagai kategori, baik berdasarkan umur, provinsi, maupun tingkat pendidikan. Di sisi lain, sektor Jasa Keuangan dan Asuransi serta Pengadaan Listrik dan Gas juga menunjukkan potensi yang signifikan dalam hal kompensasi bagi pekerja mereka. Pemahaman mengenai tren ini dapat membantu individu dalam membuat keputusan karir yang lebih informatif dan strategis.

Sumber Data dan Pustaka

Ditulis oleh Anugrah Dwiki Ardana & Datains Team

--

--