Preferensi Pengunjung Hotel di Kota Surakarta

Datains
7 min readDec 26, 2022

--

Hubungan antara karakteristik spasial hotel dengan preferensi yang mempengaruhi pengunjung dalam memilih hotel.

by Datains Team

Preferensi atau kecenderungan pengunjung untuk memilih sebuah layanan merupakan bidang yang cukup rumit. Hotel sebagai fasilitas penyedia jasa akomodasi memiliki nilai tersendiri bagi pertimbangan pengambilan keputusan pengunjung untuk memilih tempat tinggal sementara di destinasi perjalanan.

Analisis Aksesibilitas

Aksesibilitas merupakan salah satu konsep geografi yang mengartikan kemudahan atau ease of access cara lokasi untuk berinteraksi satu sama lain atau tingkat kemudahan dicapai dari suatu lokasi. Hal tersebut didasari dari prinsip dimana menurut Waldo R. Tobler tiap fenomena memiliki keterkaitan, tetapi yang memiliki jarak terdekat tentu terdapat keterkaitan yang lebih kuat dibanding yang jauh. Aksesibilitas dalam praktisi industri perhotelan kembali pada fungsi pariwisata hotel tersebut. Hal ini tidak melepaskan bahwa hotel mempunyai peran besar dalam pariwisata meeting, incentive, convention, exhibition atau MICE.

Seperti pada seri sebelumnya hotel berperan pada ranah akomodasi bagi pengunjung wilayah dengan berbagai macam tujuan. Dengan demikian aksesibilitas dari hotel menuju lokasi destinasi pengunjung sepatutnya memiliki nilai tersendiri.

Kota Surakarta

Destinasi dari pengunjung wilayah yang menggunakan jasa akomodasi dari industri perhotelan cukup beragam. Wilayah kajian yakni Kota Surakarta merupakan salah satu tujuan wisata yang cukup diminati oleh wisatawan baik nusantara maupun mancanegara. Tujuan wisatawan atau pengunjung hotel dapat dirumuskan dari beberapa penelitian ataupun konsep dari wisata MICE tersebut. Hasil penelaahan memaparkan bahwa pengunjung hotel cenderung berkunjung pada beberapa tempat dimana terdiri atas lokasi wisata, pusat perbelanjaan, perkantoran, dan universitas. Adapun dua lokasi lainnya yakni terminal dan stasiun kereta api sebagai aspek transportasi pengunjung.

Network Analysis

Penilaian aksesibilitas pada penelaahan geospasial ini didasarkan pada jarak akses menuju tempat destinasi. Pengukuran jarak dari suatu tempat destinasi ke tempat lain dilakukan dengan mengukur jarak akses menggunakan jalan raya. Penerapan tersebut merupakan konsep network analysis atau analisis jaringan pada sistem informasi geografis. Analisis tersebut dilakukan pada suatu jaringan dari garis yang saling terhubung sehingga dapat menentukan konektivitas antara satu lokasi ke lokasi lainnya (Kemp, 2008). Jaringan tersebut dalam analisis spasial ini terdiri atas jalan raya di Kota Surakarta untuk meninjau jarak dari suatu destinasi ke titik hotel. Visualisasi dan ekstraksi informasi jarak antara titik destinasi dilakukan dengan pemetaan isochrone yang mengukur jarak dari tiap point of interest.

Pemetaan Isochrone dari Lokasi Wisata

Gambar 1.2 Peta Isochrone Lokasi Wisata

Peta di atas memaparkan jarak dari lokasi wisata. Lokasi wisata menjadi pertimbangan utama wilayah dikunjungi oleh wisatawan sehingga diasumsikan bahwa preferensi pemilihan hotel dapat dipengaruhi oleh jarak ke destinasi. Penelaahan ini melibatkan setidaknya 5 (lima) lokasi objek wisata di Kota Surakarta yang diantaranya adalah Benteng Vastenberg, Omah Lowo, Museum Radya Pustaka, Taman Keprabon, dan Taman Satwa Taru Jurug. Adapun secara visual peta tersebut menggambarkan distribusi hotel cukup mengikuti dan tampak mengelompok di pusat wilayah yang dekat dengan lokasi wisata.

Pemetaan Isochrone dari Lokasi Universitas

Gambar 1.3 Peta Isochrone Perguruan Tinggi

Peta isochrone di atas memperlihatkan jarak dari 11 (sebelas) universitas atau perguruan tinggi di Kota Surakarta. Universitas pada beberapa waktu dapat menyelenggarakan berbagai kegiatan yang memerlukan akomodasi seperti wisuda ataupun pameran. Peta tersebut memaparkan bagaimana distribusi hotel terhadap jarak dari perguruan tinggi sehingga dapat diambil kesimpulan visual bahwa kebanyakan hotel di Kota Surakarta cenderung tidak mengikuti persebaran perguruan tinggi. Hal tersebut dapat menjelaskan bahwa perguruan tinggi bukan menjadi faktor pendorong yang signifikan dari lokasi didirikannya hotel.

Pemetaan Isochrone dari Lokasi Perbelanjaan

Gambar 1.4 Peta Isochrone Pusat Perbelanjaan

Peta di atas memaparkan bagaimana jarak wilayah dari titik pusat perbelanjaan yang dianggap menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Terdapat setidaknya 14 (empat belas) pusat perbelanjaan baik umum maupun tradisional. Adapun persebaran hotel secara visual cukup mengelompok dan mengikuti distribusi dari jarak ke pusat perbelanjaan. Sebagian besar hotel berada di wilayah yang cukup dekat dengan pusat-pusat perbelanjaan yang secara visual ditunjukkan dengan warna biru. Meskipun demikian, dapat pula ditemukan hotel yang memiliki lokasi cukup jauh dari pusat perbelanjaan.

Pemetaan Isochrone dari Lokasi Perkantoran

Gambar 1.5 Peta Isochrone Perkantoran

Peta isochrone jarak dari perkantoran diambil dari beberapa titik perkantoran yang diambil dari wilayah padat perkantoran pemerintah. Seperti pada artikel sebelumnya, perkantoran di Kota Surakarta mengelompok pada lokasi tengah kota. Hal ini menyebabkan jarak terhadap perkantoran akan semakin jauh apabila menjauhi pusat kota. Dapat dilihat bahwa persebaran hotel tidak sepenuhnya mengikuti irama persebaran perkantoran. Apabila dibandingkan, hotel-hotel yang ada memiliki jarak yang bervariasi dari titik-titik perkantoran. Hal tersebut kemudian dapat diduga memberikan pengaruh atau korelasi yang tidak kuat.

Pemetaan Isochrone dari Lokasi Terminal

Gambar 1.6 Peta Isochrone Terminal

Peta isochrone tersebut disusun atas jarak dari terminal bus. Adapun terminal yang dijadikan point of interest adalah Terminal Tirtonadi dan Terminal Solo Kota. Kedua terminal tersebut memiliki peran yang berbeda dimana terminal pertama merupakan terminal bus tipe A yang melayani angkutan kota hingga antarkota. Salah satu kumpulan hotel ditemukan pada wilayah sekitar Terminal Tirtonadi dengan kelas hotel non bintang, homestay, bintang 1 hingga bintang 4. Hasil peta isochrone menunjukkan bahwa sebagian kecil hotel berada di lokasi yang dekat dengan hotel. Hal tersebut menunjukkan bahwa keberadaan terminal menjadi faktor pendorong didirikannya sebagian penginapan, khususnya hotel non bintang maupun homestay, sedangkan untuk hotel berbintang terdapat kecenderungan tidak dipengaruhi oleh keberadaan terminal.

Pemetaan Isochrone dari Lokasi Stasiun

Gambar 1.7 Peta Isochrone Stasiun

Stasiun menjadi salah satu moda transportasi yang digunakan oleh wisatawan atau pengunjung hotel. Jarak jasa akomodasi seperti hotel terhadap lokasi tiba diduga memiliki peran penting untuk pengambilan keputusan wisatawan. Peta di atas memberikan paparan jarak suatu lokasi terhadap stasiun di Kota Surakarta. Stasiun tersebut diantaranya adalah Stasiun Solo Balapan, Stasiun Solo Jebres, dan Stasiun Purwosari. Adapun stasiun khusus seperti Stasiun Kadipiro dimasukkan karena layanan kereta bandara dan Stasiun Solo Kota sebagai pemberhentian kereta wisata. Persebaran hotel tampak cukup mengelompok dekat dengan Stasiun Solo Balapan. Fenomena tersebut cukup lazim dimana stasiun tersebut merupakan pemberhentian untuk kereta api antar kota yang dianggap menjadi moda transportasi populer bagi wisatawan. Terdapat kecenderungan wisatawan yang menggunakan transportasi publik antar kota untuk mencari penginapan yang dekat dengan tempat pemberhentian transportasi tersebut, seperti halnya stasiun. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa keberadaan pemberhentian transportasi publik seperti stasiun menjadi faktor pendorong didirikannya industri perhotelan dengan berbagai variasi jenis.

Analisis Ulasan Pengguna

Lokasi hotel di Kota Surakarta pada paparan sebelumnya terdistribusi pada beberapa bagian wilayah. Adapun analisis spasial lainnya yang menguji keterkaitan atau korelasi lokasi hotel terhadap ketertarikan pengunjung untuk menggunakan jasa pelayanan atau menginap. Metode analisis statistik sudah umum dilakukan pada berbagai fenomena geospasial lainnya. Lokasi hotel menurut Latinopoulos (2020) memiliki korelasi dengan kepuasan pengunjung. Dengan demikian penelitian ini memastikan kembali keterkaitan antara lokasi hotel dengan ketertarikan pengunjung untuk menggunakan jasa penginapan yang disediakan hotel.

Gambar 1.8 Pengujian Autokorelasi

Metode yang digunakan untuk menilai jarak antara hotel dan attraction adalah dengan menggunakan analisis jaringan atau network analyst. Metode tersebut merupakan bagian dari analisis geospasial yang dapat diaplikasikan untuk menilai aksesibilitas lokasi berdasarkan jarak secara euclidean menggunakan jaringan jalan.

Gambar 1.9 Hasil Uji Korelasi Pearson

Pengujian korelasi secara statistik antara lokasi hotel dengan jumlah review Google Maps ditampilkan pada gambar di atas. Hasil tersebut memberikan kesimpulan bahwa nilai korelasi r product moment >0,159 untuk masih masuk ke dalam taraf signifikansi 5%. Hal tersebut menjelaskan bahwa lokasi hotel terhadap stasiun dan pusat perbelanjaan memiliki dampak yang berarti pada jumlah review yang diasumsikan sebagai taraf ketertarikan pengunjung hotel.

Jarak hotel dari pusat perbelanjaan menurut hasil korelasi sebelumnya memiliki hubungan linear negatif. Hal tersebut memberikan arti bahwa semakin jauh jarak hotel terhadap point of interest perbelanjaan, jumlah ulasan pengunjung akan semakin rendah. Hal ini dapat menandakan bahwa kunjungan pelanggan yang semakin rendah. Meskipun demikian, kajian mengenai pusat perbelanjaan menjadi daya tarik utama pengunjung belum dapat dipastikan dengan pasti.

Gambar 1.9 Jumlah Ulasan Tiap Kelurahan

Grafik di atas merupakan hasil pengumpulan jumlah ulasan pengguna yang dianggap merupakan pengunjung hotel. Tiap kelurahan memiliki taraf ulasan yang berbeda. Dimana jumlah ulasan pengunjung tersebut sangat dipengaruhi oleh jumlah hotel yang ada. Akan tetapi visualisasi tersebut tidak menghilangkan maksud bahwa wilayah yang paling sering dikunjungi oleh pengunjung hotel adalah Kelurahan Purwosari. Kelurahan tersebut merupakan wilayah paling barat di Kota Surakarta dengan akses jalan nasional.

Kesimpulan

Hasil daripada pembahasan tersebut diantaranya dapat dirangkum sebagai berikut:

  • Terdapat pengelompokan jumlah ulasan tinggi menurut konsep autokorelasi spasial yang berada di bagian barat Kota Surakarta.
  • Terdapat pengelompokan jumlah ulasan yang dapat ditemukan pada Kelurahan Purwosari dan Kerten yang berada di bagian barat dan Kelurahan Timuran di tengah Kota Surakarta.
  • Destinasi wisata yang cukup menarik menurut hasil korelasi antara jumlah pengunjung hotel adalah pusat perbelanjaan sedangkan lokasi hotel yang dekat dengan stasiun menjadi salah satu faktor pertimbangan preferensi hotel yang cukup signifikan.

Penulis: Attar Ahmad Miftah, Ratu Aqilah Arsy, Yunita Salsabila

Editor: Hasea Alfian & Novan Hartadi

DAFTAR PUSTAKA

Kemp, K.K. (2008). Encyclopedia of Geographic Information Science. California: SAGE Publications, Inc.

Latinopoulos, D. (2020). Analysing the role of urban hotel location in guests’ satisfaction. Anatolia: An International Journal of Tourism and Hospitality Research, 31(4), 636–650.

--

--