Mobilitas Warga Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kenaikan Kasus COVID-19

Melihat korelasi tingkat mobilitas warga DIY dengan kenaikan kasus COVID-19 sejak pertengahan Desember 2021 hingga akhir Januari 2022

Datains
5 min readFeb 3, 2022
Photo by Timon Studler on Unsplash

Pandemi COVID-19 yang telah berlangsung selama kurang lebih 2 tahun dan munculnya varian baru Omicron sempat menghebohkan seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Varian baru tersebut muncul pada awal bulan November 2021 di Afrika dan memiliki tingkat penularan lebih tinggi hingga 500% dibandingkan varian Delta.

Varian Omicron sendiri terkonfirmasi secara resmi pertama kali masuk Indonesia pada tanggal 15 Desember 2021. Kemudian pada tanggal 18 Desember 2021, Kementerian Kesehatan mengumumkan adanya tambahan dua kasus baru Omicron yang muncul. Hingga saat ini varian Omicron masih terus menyebar dengan cepat khususnya di wilayah Jakarta.

Penyebaran serta penularan virus yang cepat, menjadikan sebagian besar pemerintah di Indonesia khususnya pulau Jawa mengeluarkan kebijakan yang membatasi mobilitas warga guna mencegah terjadinya lonjakan kasus COVID-19. Meskipun begitu, pemerintah daerah masih belum memberlakukan aturan resmi untuk membatasi mobilitas warga.

Oleh karena itu, untuk melihat bagaimana pengaruh mobilitas warga Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap penyebaran virus Corona, kami melakukan analisis data mobilitas masyarakat dari Google dan Facebook dan korelasinya terhadap tren kasus COVID-19 pada rentang waktu tanggal 15 Desember hingga 22 Januari 2022.

Dari hasil analisis di atas, pada tanggal 15 Desember 2021 hingga 22 Desember kasus COVID-19 terkonfirmasi mengalami tren fluktuatif diikuti dengan mobilitas warga DIY yang mengalami tren sama. Artinya, meskipun kasus COVID-19 terkonfirmasi mengalami tren naik turun, warga DIY tetap melaksanakan aktivitas serta kegiatan perekonomian secara normal.

Kemudian pada tanggal 24 Desember 2021 hingga menjelang pergantian tahun, kasus terkonfirmasi COVID-19 mengalami peningkatan, sementara pada saat yang sama, peningkatan mobilitas juga terjadi pada taman kota yang artinya meskipun kasus covid mengalami kenaikan, justru semakin banyak warga yang menghabiskan waktu di luar rumah.

Setelah pergantian tahun, tingkat mobilitas warga serta kasus konfirmasi COVID-19 mengalami penurunan meskipun sempat mengalami sedikit kenaikan pada pertengahan bulan Januari 2022. Secara keseluruhan dapat disimpulkan jika, tingkat mobilitas serta sikap warga sejalan dengan naik turunnya kasus COVID-19 terkonfirmasi.

Mobilitas Warga Setiap Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta

Untuk mendapatkan hasil yang lebih mendetail terhadap mobilitas warga, kami mencoba untuk menganalisis mobilitas warga di setiap kabupaten/kota yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman

Pada hasil kedua grafik di atas, dapat terlihat jika mobilitas yang dilakukan oleh warga Kabupaten Bantul dan Sleman memiliki karakteristik yang hampir sama, yakni terjadi penurunan persentase mobilitas warga sejak tahun baru 2022.

Kota Yogyakarta dan Kabupaten Gunung Kidul

Mobilitas warga Kota Yogyakarta dan Kabupaten Gunung Kidul mengalami siklus naik turun menjelang dan setelah tahun baru, artinya terdapat sebagian warga Kota Yogyakarta dan Kabupaten Gunung Kidul yang melakukan kegiatan di luar rumah. Namun, meskipun mobilitas yang dilakukan mengalami persentase naik turun, tingkat persentase warga yang memilih untuk stay at home atau berdiam di rumah, terlihat stabil serta lebih tinggi dibandingkan persentase warga yang melakukan mobilitas. Meskipun mobilitas yang dilakukan warga bersifat naik turun, kasus terkonfirmasi covid-19 masih terlihat landai, artinya meskipun mobilitas yang dilakukan warga terlihat tinggi, hal tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alasan utama naiknya kasus covid-19. Hal ini dikarenakan, selain mobilitas, terdapat faktor lain yang dapat menyebabkan naiknya kasus covid-19.

Kabupaten Kulon Progo

Aktivitas mobilitas yang dilakukan warga Kabupaten Kulon Progo, terlihat sempat mengalami kenaikan yang cukup signifikan serta penurunan yang pesat saat menjelang natal hingga tahun baru dan pasca tahun baru. Meskipun begitu, tingkat persentase warga yang memilih untuk Stay at home jauh lebih banyak daripada warga yang melakukan mobilitas. Terlihat juga pada grafik tersebut, jika grafik kasus COVID terkonfirmasi sempat mengalami lonjakan kecil pada awal Januari 2022 dimana lonjakan ini terjadi saat persentase mobilitas mengalami penurunan yang drastis, sehingga dimungkinkan jika lonjakan kecil tersebut terjadi akibat mobilitas yang dilakukan warga selama pertengahan Desember hingga akhir tahun 2021.

Referensi

--

--