Mengurai Data Perokok di Indonesia: Fakta dan Angka Terbaru

Datains
4 min readMar 30, 2023

--

Photo by Mufid Majnun on Unsplash

Pada kehidupan sehari — hari, tentu saja kita tidak asing dengan rokok. Merokok sendiri merupakan aktivitas yang merugikan untuk kesehatan, baik kesehatan lingkungan, keluarga, maupun diri sendiri. Dampak dari merokok terhadap lingkungan sekitar bisa terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Kandungan zat — zat pada rokok yang berbahaya tentu saja dapat membahayakan diri sendiri dan lingkungan sekitar. Selain rokok konvensional, rokok pada sekarang ini terdapat juga jenis baru, yaitu rokok elektrik.

Jumlah perokok di negara ASEAN — (source: SEATCA)

Menurut data dari Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA), Indonesia merupakan negara di ASEAN dengan jumlah perokok terbanyak, yaitu sebanyak 65,19 juta orang, yang disusul oleh negara Filipina sebanyak 16,5 juta orang dan Vietnam sebanyak 15,6 juta orang.

Perkembangan jumlah perokok di Indonesia 2016–2022

Diambil dari 7 tahun terakhir, yaitu dari 2016 hingga tahun 2022, perkembangan jumlah perokok di Indonesia terus mengalami fluktuasi, yang berarti nilainya tidak selalu stabil. Nilai tertingginya terdapat pada tahun 2018 yaitu sejumlah 26,1% orang di Indonesia mengonsumsi rokok, baik rokok konvensional maupun rokok elektrik, serta nilai terendahnya adalah pada tahun 2016 yaitu sejumlah 23% orang yang merokok di Indonesia. Per bulan Maret 2022, Jambi merupakan provinsi di Indonesia dengan jumlah perokok berat (mengonsumsi > 60 batang per minggu) terbanyak di Indonesia, yaitu sejumlah 87,79% dari total perokok yang ada di provinsi tersebut.

Persentase perokok di Indonesia berdasarkan usia

Perokok di Indonesia terdiri dari berbagai macam kalangan usia, salah satunya adalah usia remaja, yang pada data ini dibagi menjadi 3 kategori lagi, yaitu usia 10 hingga 12 tahun, usia 13 hingga 15 tahun, dan usia 16 hingga 18 tahun. Dari data yang didapat, anak usia 16 hingga 18 tahun merupakan kategori remaja yang paling banyak merokok, yaitu sebesar 41,85%. Kategori remaja banyak yang merokok dikarenakan kebanyakan remaja belum memahami bahaya dari merokok sehingga masih mencoba untuk merokok, baik rokok konvensional maupun rokok elektrik. Yang juga menjadi perhatian adalah, pada kategori usia 10 hingga usia 12 tahun, sudah terdapat perokok dengan usia yang masih sangat muda.

Rata-rata konsumsi rokok oleh pemuda per harinya

Selain dari kategori usia remaja, yaitu terdapat kategori pemuda. Pada data yang terdapat di atas, paling banyak kategori pemuda menghabiskan 7 hingga 12 batang setiap harinya. Dalam 1 bungkus rokok, terdapat 12 batang. Sehingga banyak pemuda yang menghabiskan hampir 1 bungkus rokok setiap harinya.

Statisik frekuensi merokok untuk kategori lansia

Pada kategori lansia pun masih terdapat perokok aktif, meskipun jumlahnya tidak sebanyak usia remaja dan pemuda. Kategori lansia dengan jenis kelamin laki — laki cenderung lebih banyak yang merokok setiap hari dibandingkan dengan lansia dengan jenis kelamin perempuan, dengan persentase jenis kelamin laki — laki sebanyak 43,33% yang merokok setiap hari dan 3,96% yang merokok tidak setiap hari.

Kesimpulan

Merokok mungkin merupakan hal yang biasa bagi sebagian orang, karena bisa menjadikan hidupnya lebih bersemangat. Selain itu, ada juga karena ingin terlihat trendi di hadapan teman dan orang-orang disekitarnya, ini biasanya terjadi pada usia remaja yang sedang mencari jati diri. Indonesia sendiri menempati urutan perokok ke — 3 terbanyak di dunia, setelah India dan Tiongkok. Melihat dari hal ini, pemerintah harus mengupayakan konsumen rokok, yang salah satunya sudah dilakukan oleh pemerintah yaitu menaikkan tarif cukai rokok.

Orang yang merokok akan berdampak buruk bagi diri sendiri dan lingkungannya. Studi mengatakan bahwa perokok pasif (orang yang berada di sekitar yang terpapar dan secara tidak sengaja menghirup asap rokok) justru lebih berbahaya daripada perokok aktif (yang menghisap langsung dari rokoknya), karena asap yang masuk ke tubuh dan paru-paru seseorang yang merokok hanya sebagian kecil saja, sementara asap sisanya yang dihembuskan, terbang ke udara dan terhirup oleh orang lain selaku perokok pasif. Residu yang menetap pada permukaan — permukaan benda yang terpapar asap rokok juga beresiko terhadap perokok pasif. Maka dari itu, mari kita berhenti merokok, agar tercipta lingkungan dan diri yang lebih sehat.

Sumber data :

https://www.bps.go.id/subject/30/kesehatan.html#subjekViewTab3

https://databoks.katadata.co.id/search/cse?search=rokok

--

--