Gender Equality dari Masa ke Masa: Analisis Berdasarkan Data

Datains
4 min readDec 22, 2023
Photo by Tim Mossholder on Unsplash

Pentingnya untuk membahas kesetaraan gender karena selama berabad-abad, ada ketidakadilan dalam banyak aspek kehidupan antara perempuan dan laki-laki. Ini mencakup perlakuan yang tidak adil di pekerjaan, akses ke pendidikan, serta peran dalam pengambilan keputusan. Membahas kesetaraan gender adalah upaya untuk mengakhiri ketimpangan ini dan menciptakan masyarakat yang lebih adil di mana semua orang memiliki peluang yang sama. Kesetaraan gender bukan hanya tentang hak asasi manusia, tetapi juga tentang menciptakan masyarakat yang lebih baik dan lebih adil bagi semua orang.

Distribusi Indeks Ketidaksetaraan Gender di dunia

Index Ketidaksetaraan Gender mencerminkan tingkat ketidaksetaraan gender dalam suatu negara dengan mengukur akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan partisipasi dalam kehidupan politik antara perempuan dan laki-laki. Negara dengan nilai Index yang rendah menunjukkan tingkat kesetaraan yang lebih tinggi, sedangkan nilai yang tinggi mencerminkan tingkat ketidaksetaraan yang lebih besar, menandakan bahwa perempuan seringkali mengalami ketidaksetaraan akses dan perlakuan dalam masyarakat tersebut. Index ini memberikan gambaran tentang sejauh mana kesetaraan gender telah dicapai di suatu negara dan membantu dalam upaya merancang kebijakan untuk mengurangi ketidaksetaraan gender.

Peringkat Negara berdasarkan Gender Inequality Index (GII)

Denmark menduduki peringkat pertama dalam banyak peringkat kesetaraan gender tahun 2022, terutama karena komitmen kuatnya terhadap prinsip-prinsip kesetaraan gender. Negara ini memiliki kebijakan yang mendukung peran perempuan dalam angkatan kerja melalui perawatan anak dan cuti orang tua yang adil, serta program-program untuk memerangi kekerasan terhadap perempuan dan mendukung akses perempuan ke pendidikan dan kesehatan. Tingginya partisipasi perempuan dalam politik dan kesadaran sosial yang tinggi mengenai isu-isu gender juga mendukung kesetaraan gender di Denmark, mencerminkan komitmen terhadap representasi yang merata dalam pengambilan keputusan sera budaya yang mendorong kesetaraan gender. Meskipun masih ada pekerjaan yang perlu dilakukan, Denmark telah mencapai banyak kesuksesan dalam menjadikan kesetaraan gender sebagai prioritas dalam kebijakan dan budayanya.

Time Series Indeks Ketidaksetaraan Gender di Denmark

Dalam perbandingan Indeks Kesetaraan Gender antara Denmark dan Indonesia, terdapat perbedaan yang mencolok. Denmark, yang sering menduduki peringkat tertinggi, berhasil berkat komitmen dan kebijakan yang mendukung perempuan di berbagai bidang. Di sisi lain, Indonesia, meskipun telah melakukan upaya, masih memiliki gender inequality dengan trend yang cukup tinggi. Kritik seringkali ditujukan terkait masalah diskriminasi gender dan kekerasan terhadap perempuan. Dalam upaya perbaikan, perlu adanya fokus pada reformasi kebijakan, pemberdayaan perempuan, dan meningkatkan kesadaran sosial untuk mengatasi masala gender inequality di Indonesia.

Time Series Indeks Ketidaksetaraan Gender di Indonesia

Gender Inequality Index (GII) yang tinggi di Indonesia dapat disebabkan oleh berbagai faktor kompleks, termasuk norma-norma budaya dan tradisi yang mendukung ketidaksetaraan gender, keterbatasan akses perempuan terhadap pendidikan dan pekerjaan, ketidaksetaraan ekonomi dalam hal gaji dan akses ke sumber daya, kebijakan pemerintah yang mungkin tidak mendukung kesetaraan gender, ketidaksetaraan dalam akses dan pelayanan kesehatan, tingginya tingkat kekerasan terhadap perempuan, serta rendahnya partisipasi perempuan dalam proses pengambilan keputusan politik. Untuk mengurangi GII, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak untuk mengatasi dan mengubah faktor-faktor ini melalui kesadaran, pendidikan, dan perubahan kebijakan guna mencapai kesetaraan gender yang lebih baik di berbagai sektor.

Berbagai Elemen yang dapat Memengaruhi Kesetaraan Gender

Indeks Ketidaksetaraan Gender (Gender Inequality Index) memiliki hubungan yang erat dengan harapan tahun sekolah. Tingkat GlI yang lebih rendah mengindikasikan upaya menuju partisipasi pendidikan yang merata antara perempuan dan laki-laki.

Selanjutnya, untuk Indeks Ketidaksetaraan Gender (Gender Inequality Index) dan Pendapatan Bruto Nasional per Kapita (Gross National Income per Capita) memiliki hubungan kompleks. Negara dengan ketimpangan gender tinggi cenderung memiliki GNI per kapita lebih rendah.

Lalu, Indeks Ketidaksetaraan Gender (Gender Inequality Index) dan Angka Kelahiran Remaja (Adolescent Birth Rate) saling terkait dalam konteks kesejahteraan perempuan dan remaja. Negara dengan ketidaksetaraan gender yang tinggi sering memiliki angka kelahiran remaja yang lebih tinggi.

Kesimpulan

Pentingnya pembahasan kesetaraan gender tergambar dari sejarah ketidakadilan yang telah lama berlangsung antara perempuan dan laki-laki dalam berbagai aspek kehidupan. Kesetaraan gender bukan sekadar hak asasi manusia, melainkan fondasi masyarakat yang lebih adil di mana semua individu memiliki peluang yang sama.

Indeks Ketidaksetaraan Gender memainkan peran penting dalam memahami tingkat ketidaksetaraan gender di suatu negara, mencakup akses pendidikan, kesehatan, dan partisipasi politik. Negara-negara seperti Denmark menunjukkan komitmen kuat terhadap kesetaraan gender dengan kebijakan progresif, sementara Indonesia masih menghadapi tantangan signifikan dalam mengatasi ketidaksetaraan gender. Kesetaraan gender juga berkaitan erat dengan harapan tahun sekolah, pendapatan, dan angka kelahiran remaja. Sehingga hal ini menciptakan urgensi dalam upaya mencapai kesetaraan gender demi masyarakat yang lebih adil dan berkeadilan.

Sumber Data: https://hdr.undp.org/

Ditulis oleh: Sri Wahyu Adiningtya & Datains Team

--

--