Apakah Covid-19 Masih Menjadi Ancaman? — Tinjauan Data berdasarkan Libur Nataru 2023

Datains
4 min readMar 4, 2024
Photo by T. Syarifudin Budiana on Unsplash

Meski sudah tiga tahun berlalu, peristiwa pandemi Covid-19 masih jelas dalam ingatan. Bagaimana tidak, pada tiga tahun silam banyaknya kasus korban Covid-19 membuat pemerintah memberlakukan kebijakan pembatasan aktivitas dimana-mana. Tidak hanya dalam aktivitas harian seperti ke sekolah atau bekerja, tetapi juga aktivitas musiman seperti perayaan hari raya dan liburan.

Belum ada kepastian apakah kita sudah benar-benar terbebas dari virus Covid-19 dan turunannya. Meski demikian kebijakan pembatasan aktivitas kian merenggang dan masyarakat sudah mulai beraktivitas seperti biasa (sebelum ada Covid). Lantas apakah benar kita sudah terbebas dari ancaman virus Covid-19?

Mari kita simak bersama bagaimana analisisnya berdasarkan data liburan Nataru 2023.

Libur Nataru menjadi salah satu waktu libur yang paling banyak dinantikan selain libur Lebaran di Indonesia. Hal ini disebabkan karena libur Nataru bertepatan pula dengan libur pergantian semester bagi para pelajar dan mahasiswa, sehingga libur ini juga tergolong waktu libur yang panjang. Dengan banyaknya hari libur, semakin banyak pula para wisatawan yang berlibur, sehingga semakin tinggi pula peredaran manusia yang berlibur, baik di dalam negeri maupun yang berasal dan pergi ke luar negeri.

Gambar 1. Overview Wisatawan yang Berlibur pada Nataru 2023

Seiring berubahnya tahun, semakin banyak pula para wisatawan yang berlibur. Dari data yang didapat, terlihat bahwa orang yang berlibur pada Nataru tahun 2023 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu dari 44,17 juta orang pada tahun 2022 menjadi 107,63 juta orang pada tahun 2023. Hal ini dapat disebabkan karena semakin longgarnya peraturan terkait pembatasan interaksi (social distancing) dan protokol kesehatan di Indonesia. Contohnya adalah, ketika bepergian, masyarakat diminta untuk melakukan vaksin hingga menunjukkan bukti vaksin tersebut. Namun dengan semakin terkendalinya kasus Covid-19, peraturan tersebut tidak diberlakukan lagi.

Gambar 2. Sebaran Daerah yang Banyak Dikunjungi Wisatawan pada Nataru 2023

Pada libur Nataru 2023 ini, terdapat banyak lalu lintas manusia di Indonesia. Banyak orang yang ingin berlibur ke tempat baru, maupun para perantau yang akan pulang ke kota asal (mudik). Tujuan orang untuk bepergian pada libur Nataru 2023 terbanyak adalah Jawa Timur, yaitu sebesar 15,18%. Dilanjutkan dengan Jawa Tengah sebanyak 13,8% dan Jawa Barat sebesar 11,62%.

Gambar 3. Transportasi yang Banyak Digunakan Wisatawan pada Nataru 2023

Selain peredaran manusia, peredaran moda transportasi juga meningkat pada saat masa libur. Pada masa libur Nataru 2023 ini, mobil menjadi pilihan moda transportasi terbanyak bagi para pelancong dan wisatawan untuk berlibur, dengan 35,57% pengguna. Hal ini dikarenakan mobil merupakan moda transportasi pribadi yang dapat mengangkut banyak penumpang dan lebih privasi, serta lebih fleksibel dalam mengunjungi tempat. Moda transportasi terbanyak kedua adalah motor, yang juga merupakan kendaraan pribadi, yaitu sebesar 17,92%. Untuk moda transportasi umum terbanyak adalah kereta api, sebesar 13,16% pengguna.

Gambar 4. Perbandingan Lalu Lintas Wisatawan dan Bertambahnya Kasus Covid-19 pada Nataru 2023

Semakin banyaknya orang yang berlibur, semakin tinggi pula peredaran manusia di berbagai daerah di Indonesia. Dengan tingginya peredaran arus manusia, semakin banyak pula peredaran dalam segala hal. Salah satunya adalah peredaran virus Covid-19. Kasus Covid-19 mengalami peningkatan pada awal Desember 2023, dari yang sebelumnya sekitar 7–40 kasus per hari, menjadi lebih dari 100 kasus per harinya. Hal ini disebabkan karena tingginya lalu lintas manusia, peralihan musim yang menyebabkan musim pancaroba, serta didominasi subvarian baru yaitu Omicron XBB 1.5.

Kesimpulan

Kasus Covid-19 di Indonesia pada akhir Desember 2023 atau pada pekan libur Nataru mengalami peningkatan yang signifikan, dikarenakan banyaknya wisatawan yang berlibur sehingga persebarannya pun semakin cepat dan peralihan musim (musim pancaroba). Meskipun kasus tersebut tidak seperti pandemi Covid-19 yang bisa mencapai 50.000 sampai 400.000 kasus per minggunya, namun pemerintah tetap menghimbau para wisatawan untuk tetap menjaga protokol kesehatan pada saat berlibur, seperti menggunakan masker pada ruang tertutup terutama bagi yang sedang sakit, menunda bepergian apabila tidak terlalu penting, dan lain sebagainya.

Sumber data :
https://www.kompas.id/baca/riset/2023/12/08/pola-mobilitas-masyarakatpada-libur-akhir-tahun-2023

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/12/13/kemenhub-prediksi-orang-yang-berpergian-pada-nataru-2023-melonjak-143

Ditulis oleh: Joseva & Datains team

--

--