Analisis Pariwisata & Mobilitas Orang di Bali

Datains
8 min readSep 10, 2020

--

Memetakan pergerakan orang-orang di Bali menggunakan data telco Indonesia, dan contoh pemanfaatannya untuk mendukung penentuan kebijakan pariwisata oleh pemerintah dan potensi bisnis pariwisata oleh swasta

Photo by Sebastian Pena Lambarri on Unsplash

Latar Belakang Analisis

Bali adalah salah satu daerah wisata yang populer tak hanya di Indonesia, namun juga di dunia. Sebagai tujuan wisata yang populer, Bali menawarkan berbagai destinasi yang sering diminati untuk berbagai macam liburan, seperti bulan madu, liburan akhir pekan, atau bahkan sekadar menjadi spot hunting foto tempat-tempat yang instagramable. Tentunya daerah wisata seperti Bali memiliki aktivitas mobilisasi massa yang besar dan menarik untuk dianalisis.

Analisis ini kami lakukan untuk memberikan contoh pemanfaatan data pergerakan orang dalam bidang pariwisata, sehingga dapat digunakan oleh pemerintah, swasta atau pihak lainnya yang membutuhkan. Data pergerakan orang dapat bersumber dari data telco maupun data dari aplikasi mobile yang menyimpan data geolocation. Data yang diolah berupa data pergerakan orang-orang yang telah dienkripsi identitasnya sehingga tidak mengarah pada profil orang sebenarnya. Analisis ini juga mengikutsertakan data agregasi yang mewakili pergerakan sekumpulan orang.

Kami melakukan simulasi analisis data aktivitas orang-orang di Pulau Bali, terutama pada bulan Maret 2020 ketika isu wabah COVID-19 belum mulai ramai di Indonesia. Analisis ini hanya memanfaatkan contoh data telco di Indonesia yang datang, keluar, atau berada di Pulau Dewata. Berawal dari beberapa pertanyaan seputar tempat mana saja yang merupakan titik yang paling sering dikunjungi, histogram waktu, model aktivitas harian orang, serta mobility networknya, kami melakukan analisis berikut.

Data Pergerakan Orang

Data pergerakan orang yang diambil adalah data hari Sabtu, 14 Maret 2020 selama 24 jam pada wilayah Provinsi Bali. Terdapat total 17.548.185 pergerakan yang ada, dengan 522.504 nomor telepon aktif yang bergerak pada waktu itu. Grafik di atas menggambarkan aktivitas pergerakan orang dari waktu ke waktu dalam satu hari. Aktivitas tertinggi pada waktu siang berada pada jam 12 siang, sedangkan pada waktu malam ditemukan berada pada jam 7 malam. Berurutan berdasarkan waktu, tren kenaikan diawali dari jam 5 pagi, terus meningkat hingga jam 10, kemudian fluktuatif dan mulai berangsur turun mulai jam 7 malam.

Titik-titik pergerakan orang-orang dalam satu hari pada Sabtu 14 Maret 2020 di Pulau Bali

Dari data tersebut dilakukan sampling secara random dengan jumlah 175.000. Dari hasil pemetaan hasil sampling, dapat dilihat dengan lebih sederhana beberapa titik keramaian yang bisa mengindikasikan tempat wisata yang dikunjungi orang, baik aktivitas liburan maupun aktivitas harian masyarakat lokal. Kami dapat membedakan antara pergerakan orang berwisata dan aktivitas orang lokal berdasarkan pola tempat yang dikunjungi.

Di wilayah selatan, yang terdiri dari tempat-tempat yang populer dengan pantainya seperti Denpasar, Legian, Seminyak, dan Sanur, terdapat lebih banyak titik dengan densitas yang lebih padat dibandingkan wilayah lainnya. Ada juga titik-titik yang densitasnya lengang bahkan kosong, yang dimungkinkan tempat itu adalah hutan ataupun pegunungan.

Gambar Sampling titik-titik pergerakan orang-orang dalam satu hari pada Sabtu 14 Maret 2020 di Pulau Bali

Pergerakan Siang dan Malam

Untuk mendapatkan informasi yang lebih spesifik, kami membagi data menjadi dua bagian, yaitu siang dan malam. Data siang hari adalah data pergerakan orang-orang pada pukul 06.00–17.59 WIB, sedangkan pada malam hari berada pada pukul 18.00–23.59 WIB dan pada pukul 00.00–05.59 WIB. Namun, untuk melihat data siang dan malam secara menyeluruh, data yang digunakan adalah data sebelum dilakukan sampling. Dari hasil pembagian tersebut, didapatkan dominasi dengan persentase sebanyak 60.1% pada siang hari dibandingkan dengan malam hari. Hal ini menunjukkan bahwa ada lebih banyak aktivitas pergerakan di siang hari daripada di malam hari.

Perbedaan jumlah pergerakan di Pulau Bali di waktu siang dan malam

Dari pengolahan data sebelumnya, kita bisa mendapatkan beberapa informasi, seperti tempat-tempat yang paling banyak dikunjungi. Untuk sektor pariwisata, pembagian tempat berdasarkan wisata siang dan malam menjadi hal yang penting untuk melihat mana tempat yang ramai di siang ataupun di malam hari. Dengan mengolah trajektori dari data pergerakan setiap nomor, didapatkan 10 tempat paling banyak dikunjungi di siang dan malam hari. trajektori adalah arah pergerakan orang berdasarkan data geolocation yang tercatat pada sistem telco.

Gambar sebaran pergerakan orang di Bali pada siang hari
Gambar sebaran pergerakan orang di Bali pada malam hari

Di siang hari, lokasi dengan panorama indah dan wisata alam menjadi tempat favorit. Di waktu malam hari, daerah pantai yang terkenal mendominasi area-area terfavorit berikutnya. Berikut ini urutan lengkap lokasi-lokasi wisata tersebut:

Malam

  1. Sibetan-Karangasem
  2. Banjar-Buleleng
  3. Kuta Utara
  4. Kubu Anyar, Kuta
  5. Baturiti, Tabanan
  6. Dawan, Klungkung
  7. Denpasar
  8. Sanur
  9. Tianyar-Karangasem
  10. Mengwi-Badung

Siang

  1. Sibetan-Karangasem
  2. Banjar-Buleleng
  3. Hardrock Cafe, Kuta
  4. Kuta Utara
  5. Tianyar-Karangasem
  6. Kuta
  7. Udayana
  8. Denpasar Timur
  9. Tianyar-Karangasem
  10. Pupuan-Tabanan

Dari dua zona waktu, daerah Sibetan-Karangasem dan Banjar-Buleleng menempati posisi pertama dan kedua jumlah terbanyak. Sibetan, Karangasem merupakan wilayah desa wisata dan ditetapkan sebagai agrowisata sejak 2003. Panorama dan wisata alam menjadi icon penting di desa yang merupakan penghasil salak ini. Bukit Surga, sebutan untuk sebuah bukit yang terkenal di sana memberikan daya tarik tersendiri. Sedangkan Banjar, Buleleng adalah wilayah yang juga banyak tempat wisata alam yang sering dikunjungi. Pemandangan yang indah di Batu Gundul menarik wisatawan untuk datang dan berfoto dengan pemandangan yang cantik dan menawan. Selain itu juga terdapat pemandian air panas, air terjun Munduk, Melanting, Danau Tamblingan dan masih banyak lagi spot yang bisa dikunjungi.

Hasil analisis ini dapat digunakan sebagai pertimbangan sebaran potensi bisnis pariwisata di Bali, beserta potensi bisnis yang dapat mendukungnya.

Jaringan Pergerakan Orang

Selain mengetahui titik-titik mana yang paling sering dikunjungi, persebaran wilayah dan waktunya, kita juga bisa melihat bagaimana jaringan pergerakan individu saat berada di Bali. Kami melakukan analisis trajektori setiap individu untuk melihat ke mana saja orang bergerak dari titik satu ke yang lain. Setiap urutan trajektori yang direkam dihitung jumlahnya, dan dijadikan sebuah jaringan perjalanan yang direpresentasikan dalam node dan edge. Setiap perjalanan yang tercatat, node dan edge-nya digambarkan dalam posisi dengan warna bergantung pada unique ID setiap orang.

Jaringan Pergerakan Orang di Bali

Jika dilihat dari hasil mobility network (jaringan pergerakan) tersebut, dapat diamati bahwa kepadatan pergerakan berada di sisi selatan Bali, yaitu Denpasar dan sekitarnya. Area ini memang merupakan area yang padat karena memiliki banyak tujuan wisata populer seperti pantai yang sering menjadi pilihan wisatawan. Sisi warna yang beragam menunjukkan kelompok individu yang berbeda-beda, artinya pergerakan di daerah tersebut merupakan tujuan dari banyak pergerakan individu yang membentuk klaster.

Secara umum, ada beberapa kelompok klaster pergerakan wilayah yang terbentuk, yaitu klaster untuk daerah Negara, Singaraja, Amlapura, sisi tengah dan selatan Bali. Tidak seperti di wilayah lainnya, sisi selatan Bali memiliki variasi warna yang jauh lebih banyak daripada yang lain. Warna yang beragam ini menggambarkan tempat asal pergerakan kelompok orang yang bervariasi.

People Mobility Network di Bali bagian Selatan

Pada grafik di atas, kita dapat melihat lebih detil bahwa sebagian pergerakan dari dan ke wilayah selatan Bali seperti Denpasar berasal dari wilayah seperti Amlapura, Negara, dan Singaraja, atau di sisi tengah Bali seperti daerah Bedugul hingga ke selatan. Hal ini mengindikasikan wilayah selatan Bali selalu menjadi destinasi yang utama setelah dari atau sebelum ke wilayah lain. Dengan kata lain tempat-tempat dengan pergerakan massa yang besar ini umumnya berpasangan dengan tempat-tempat sejenis lainnya, seperti pergerakan dari dan ke Negara berhubungan dengan Singaraja, atau pergerakan dari dan ke Negara dengan Tabanan.

Sementara di daerah Bali bagian selatan kita melihat pergerakan yang padat antara tempat-tempat seperti Tabanan, Denpasar, Gianyar, dan sebagainya yang umumnya terkait dengan satu sama lain. Pergerakan di wilayah Bali bagian selatan ini juga menggambarkan orang yang melakukan penyeberangan ke kepulauan terkenal yaitu Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, dan Nusa Penida.

Heat Map Tempat-Tempat Favorit

Beberapa tempat yang menjadi favorit orang-orang tadi dapat diamati lagi untuk memperoleh gambaran aktivitas orang-orang di tempat-tempat tersebut. Kami mengambil data tambahan selama satu minggu dari tanggal 9 hingga 15 Maret 2020, yaitu ketika anjuran untuk tetap di rumah akibat COVID-19 belum dilaksanakan secara optimal, sehingga kegiatan wisata di Bali belum terpengaruh secara luas. Tempat-tempat yang datanya berhasil kami kumpulkan dan analisis adalah daerah Pantai Kuta, daerah Banjar, Buleleng, daerah Sibetan, Karangasem, dan daerah Udayana.

Heat map Human Daily Activities (HDA) di atas menggambarkan frekuensi pergerakan di masing-masing wilayah pada waktu-waktu tertentu selama satu minggu. Dari heat map Human Daily Activities (HDA) di atas, kita mengetahui bahwa tempat-tempat wisata seperti Kuta cenderung ramai setiap hari dari pagi hingga malam. Pada waktu setelah tengah malam, meskipun masih ada pergerakan pada waktu tersebut, pergerakan yang terdeteksi cenderung lebih sedikit daripada siang hari. Sedangkan wilayah Udayana cenderung memiliki pergerakan lebih sedikit dibandingkan dengan wilayah wisata.

Kesimpulan dan Analisis Berikutnya

Dengan memanfaatkan data telco yang lokasinya terdeteksi di wilayah Bali selama pertengahan bulan Maret 2020, kita mendapatkan data hotspot di Bali berkaitan dengan tempat wisata beserta perbandingan kepadatan massa antara waktu siang dan malam hari, dan pergerakan orang-orang yang berada di lokasi-lokasi tersebut.

Mengingat data yang digunakan pada analisis ini adalah data telco Indonesia, maka tidak semua pergerakan-pergerakan yang terdeteksi ini dilakukan oleh wisatawan. Pergerakan penduduk, pekerja lokal, dan mahasiswa yang tinggal di sekitar wilayah Udayana juga bisa termasuk dalam data yang terdeteksi. Analisis ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk membedakan profil orang-orang tersebut, misalnya berdasarkan data keberadaan orang tersebut di Bali.

Meskipun destinasi-destinasi wisata tersebar di berbagai daerah di Bali, namun keramaian paling banyak berada di daerah selatan dan menjadi tujuan pergerakan orang-orang dari berbagai daerah di Bali. Pergerakan massa ini cenderung berkaitan antara satu tempat dengan tempat lainnya, misalnya Negara dan Amlapura masing-masing memiliki kaitan pergerakan yang berhubungan dengan wilayah selatan Bali seperti Denpasar dan Gianyar. Jika profil orang yang bergerak adalah wisatawan, maka hal ini bisa membantu kita memberikan gambaran urutan tempat-tempat wisata yang sering dikunjungi.

Dalam konteks pariwisata, analisis ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan melakukan penyaringan pergerakan orang sehingga hanya terbatas pada wisatawan. Akhirnya sangat dimungkinkan untuk mendapatkan beberapa analisis terkait pariwisata, diantaranya rangking popularitas tempat-tempat wisata, asal wilayah pengunjungnya, lama tinggalnya, dan distribusi waktu kunjungan.

--

--

Datains
Datains

No responses yet